Kebohongan Manis

Cara Menulis Cerpen yang Baik
Cerpen, Fokuscirebon.com - Daniel kenapa dia mutusin gue tanpa alasan yang jelas, dan sekarang dia bahkan sama kaka kelas? Apa salah gue dan kenapa ini bahkan terlalu cepat buat hubungan baru.
“Yaelah Liv lo ngelamun lagi? Tuh di liatin Rafa tau” ucap Ozan.
“Apa sih Zan ga usah ngaco deh” menjawab dengan malas.
“Iya deh yang lagi patah hati bisa apa sih selain bersikap aneh gini, nih makan tadi gue dari kantin.” Ucapnya lagi sambil menyodorkan roti.
Mengangguk dan makan tanpa banyak bicara karena perasaan masih dalam proses berjuang jadi semuanya sudah terkuras habis termasuk tenaga untungnya Ozan teman sebangku gue akhir-akhir ini peka banget ngurusin hidup gue kalo di kelas.

“Eh Liv kata  gosip yang gue denger lo komen-komenan sama rafa ya di facebook ? lo lagi deket ya sama Rafa ? ko lo ga cerita ke gue jahat lo jadi temen ” cerocosnya.
“Apasih Zan lagian cuma komen seperlunya dia komen foto danbo yang gue upload dia bilang manusia kardus bahkan dia bilang kardus buluk jadi gue bales komennya. Udah beres.”
“Komen seperlunya sampe 39 komentar ? secara sadar ga sadar itu udah termasuk ga normal Rafa naksir lo kalo gitu sih”
“Gue ke perpus aja deh ya Zan lo mau ikut ga? “ potong gue sebelum semuanya jadi panjang dan Ozan hanya membalas dengan gelengan kecil dan muka yang super pengen nampol.
Jam istirahat paling pas buat bersembunyi dari keramaian dan tempat yang mendukung adalah perpustakaan ya walaupun buat kesana kita harus lewat tepi lapangan itu enggak masalah.

“Oliviaa..!!” teriakan  yang gue tau itu pasti cowok sambil mencari dari mana sumber suara itu ada tiba-tiba Rafa sedikit berlari ke arah gue.
“Gue berharap bukan Rafa yang teriak tadi “ gumam gue.
“Liv gue mau ngomong sesuatu sama lo” dan ternyata Rafa yang tadi  teriak hueee ngapain coba pake acara teriak gitu.
Perlahan Rafa mendekat dengan tatapan serius, sangat dekat bahkan sekarang sudah ada tepat di hadapan gue. “Gue suka sama lo Liv, dan lo mau enggak jadi pacar gue ?” ucapnya dengan mendekat dan memasangkan kalung berukiran huruf R dan sedikit berbisik “ Jawab iya ra,  gue cuma pengen buat lo senyum lagi.” seperti bom yang meledak yang membuat gue mematung dan tidak bisa berlari kemanapun selain berkata “Iya” dengan anggukan kecil.

Dan setelah itu terlihat muka Rafa yang tersenyum dan menarik tangan gue bersikap seolah –olah pertunjukanya sudah selesai padahal yang gue liat semua mata masih terfokus ke gue dan Rafa terutama Daniel.
Sampailah gue dan Rafa di taman belakang sekolah, “Raf tadi itu..”
“Duduk dulu Liv” potong rafa “Gue Cuma mau liat lo senyum aja setelah dua hari ini senyum lo itu di rampas Daniel gue jadi enggak kebagian senyum lo deh ” sambung Rafa yang sekarang duduk di sebelah gue. Sebentar tadi Rafa bilang apa? Apa enggak salah denger? Maksudnya apa? Emang kenapa sama senyum gue? oke tenang Olivia berpikir tenang.“Enggak tau mau ngomong apalagi Raf tapi ini terlalu aneh dan engak pernah gue sangka sebelumnya, hmm oiya ini kalungnya gimana ?” tanya gue.”Pake aja dan jangan lo lepas apalagi sampe ilang” kata Rafa.

Entah kenapa dari  kejadian di pinggir lapangan basket  Daniel jadi sering nyapa gue di sekolah dan bahkan nelpon tapi sayangnya gue udah muak dan lebih memilih tidur dan bersikap biasa. Gue sama Rafa juga makin deket, makin sering ngabisin waktu berdua ketawa sampe lupa kapan terakhir nangis  apa yang dia omongin di taman belakang sekolah itu bener rasanya pengen banget bilang “makasih ya Raf” tapi ga bisa masih gengsi. Dan Ozan juga makin kepo tapi dia bisa Rafa suap pake makan gratisan semuanya berjalan baik-baik aja cuma sikap Daniel yang makin kesini makin aneh.
“Liv, mau bantuin gue ga bawain bola ini ke ruang olah raga biasa anak-anak pada kurang ajar ninggalin gue” ucap Daniel.

“hmm iya sini bolanya” jawab gue tanpa banyak tanya karena gue engga mau kelamaan ngomong sama Daniel dan Rafa juga pasti udah nunggu di parkiran lagian ini cuma bantuin bawa bola basket doang jadi enggak akan masalah.
“Taro sana aja Liv” tunjuk Daniel ke arah keranjang bola di sudut ruangan dan suara pintu yang di kunci dari luar. ”Daniel gila buka pintunya ..!! “teriak gue.
Ruangan ini terlalu pengap dan gelap sekuat tenaga gue teriak tapi gue tau ini percuma ini udah lewat jam bubaran sekolah. “Siapapun di luar buka pintunya “ teriak sebisa gue dan memukul dada yang rasanya sesak dan pengap. Di tempat yang berbeda Rafa masih sibuk dengan tas yang sedang di rapihkan.
“Rafa, tadi gue liat Olivia sama Daniel lo enggak cemburu apa?” kata Vino yang kebetulan lewat.
Sontak Rafa sudah punya firasat buruk Daniel sama Oliv ? dan terakhir Oliv bilang kalo Daniel suka bersikap aneh akhir-akhir ini. Dengan cepat Rafa berlari ke setiap ruangan untuk mencari Olive. Sampai akhirnya Rafa bertemu dengan Daniel yang berdiri bersandar di tembok dengan muka yang sengaja menunggu Rafa datang.

“Olivia sama lo kan? Dimana sekarang?” kata Rafa. “Olivia lo di cariin pacar lo nih keluar deh “ teriak Daniel.
“Lo jangan bersikap idiot kayak gini gue tanya di mana Olivia? “tanya Rafa sekali lagi.
“Idiot? Lo yang berskap idiot Raf !!” teriak Daniel
“Lo sayang sama Olivia? ohh gue lupa lo cowok romantis yang ngungkapin perasaan ke ceweknya di depan mantannya ya. Gue mau balik Raf kalo lo mau cari Olivia mending carinya agak cepetan deh soalnya Olivia ga suka gelap dan ga suka ruangan tertutup  dan lain kali lo enggak usah pamerin rasa bahagia lo itu sama Olivia.”

“Oiya tapi gue kasian sama Oliv ini udah hampir lebih dari 20 menit, nih kuncinya lo buka pintu yang ini, gue mau liat gimana ekspresi lo kayak gimana” sambungnya dengan nada yang menyebalkan.
Dengan cepat Rafa membuka pintu dan melihat Oliv yang sudah terbaring lemas dengan keringat dingin dan wajah yang pucat.
“Oliv bangun Liv..” ucap Rafa.

“Daniel lo bener-bener sialan, puas lo sekarang ? gue bukan cuma sayang sama Olive tapi gue sayang banget sama Olive dan satu lagi udah cukup lo gangguin Olivia dengan tingkah idiot lo itu. Apa lo enggak cukup ngerebut Olive dulu dari gue?” tanya Rafa yang sekarang berdiri dan menatap tajam ke Daniel.
“Ngerebut? Lo yang harusnya sadar dulu siapa yang salah? lo yang enggak bisa jaga Olivia dengan baik  sampe dia harus jatuh ketangan orang lain macam gue. Jadi? takdir siapa yang bego? Lo kan ? udah lah sekarang lo urus Olivia aja sekarang urusan gue sama lo udah kelar Raf gue balik” kata Daniel sambil berlalu meninggalkan Olivia dan Rafa.

Andai dulu lo enggak sebodoh itu Raf keberanian lo telat dan sekarang gue bener-bener jatuh cinta sama Olivia tapi demi lo gue mutusin Olivia dan akhirnya gue juga mutusin buat pindah sekolah dasar temen idiot !! gara-gara lo gue jadi pembohong.  Jaga Olivia juga buat gue Raf.
Di satu sisi Daniel memang tulus suka sama Olivia tapi Rafa teman dari masa kecilnya itu yang dulu dianggap saudara juga mempuanyai rasa yang sama hanya tidak cukup keberanian untuk mengungkapkanya.
Olivia pun bangun dan sudah sedikit lebih baik terlihat senyumnya yang sudah kembali.

Notes:Cerpen tersebut di tulis oleh Anggota Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM SETARA), Unswagati Cirebon (SETARANEWS).

No comments:
Write komentar

Terima kasih sudah bertanya dan memberi komentar. Mohon maaf apabila ada pertanyaan yang tidak bisa kami jawab atau kurang memuaskan!

Featured

Recent Posts Widget